Stunting masih menjadi masalah yang cukup memprihatinkan di Indonesia. Di tahun 2018, jumlah balita yang menderita stunting masih berada di angka 30,8%. Pemerintah sendiri memang sudah melakukan beberapa upaya untuk menurunkan jumlah penderita stunting. Namun melihat kondisi yang ada, Sukanto Tanoto melalui Tanoto Foundation merasa perlu melakukan sesuatu untuk membantu.
Sebagai organisasi filantropi independen, Tanoto Foundation sering menjalankan beberapa program sosial demi membantu sesama. Organisasi filantropi bentukan Sukanto Tanoto dan istri ini biasanya memang lebih fokus pada pendidikan. Namun mengingat anak adalah masa depan bangsa dan negara, Tanoto Foundation merasa bahwa memerangi stunting juga sama pentingnya.
Tanoto Foundation Perangi Stunting dengan SIGAP
Meski jumlah balita stunting di Indonesia mengalami penurunan sebesar 6,4% atau turun dari angka 37,2% di tahun 2015 menjadi 30,8% di tahun 2018, angka tersebut masih terbilang tinggi. Untuk memerangi stunting, tentu dibutuhkan upaya yang terencana, berkesinambungan dan menyeluruh. Dari sinilah gagasan program SIGAP Tanoto Foundation bermula.
SIGAP merupakan program unggulan Sukanto Tanoto dan Tanoto Foundation dalam memerangi stunting di Indonesia. Melalui integrasi antara pengembangan anak usia 0-6 tahun, pendidikan pra-sekolah dan perawatan, SIGAP membantu menurunkan angka stunting di Indonesia.
Program SIGAP sendiri bertumpu pada makna dari kata itu sendiri. Kesigapan menjadi landasan Tanoto Foundation dalam memerangi stunting. Dalam menjalankan program ini, Sukanto Tanoto dan organisasi filantropi yang didirikannya bersama istri juga kerap bekerja sama dengan beberapa pihak yang memiliki kepedulian yang sama.
Galakkan ASI Eksklusif Demi Wujudkan Generasi Bebas Stunting
Kurangnya asupan nutrisi menjadi penyebab utama terjadinya stunting. Masalah gizi seperti ini membuat anak mengalami masalah pertumbuhan hingga berakhir dengan tinggi badan di bawah normal.
Memenuhi kebutuhan nutrisi anak kerap menjadi masalah bagi beberapa kalangan masyarakat. Padahal, kebutuhan gizi anak bisa dipenuhi dengan cara yang cukup sederhana. Cara tersebut adalah dengan memberinya ASI hingga usia 2 tahun. Mengingat pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak, Sukanto Tanoto dan Tanoto Foundation turut membantu pemerintah dalam menggalakkan program pemberian ASI untuk anak.
Dengan ASI, sebenarnya orang tua tidak perlu bingung dengan harga susu formula yang semakin tinggi. Kandungan nutrisi di dalamnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan anak.
Meski demikian, ibu menyusui harus menjaga asupan nutrisinya. Mereka harus mengonsumsi makanan bergizi guna menjaga kuantitas dan kualitas ASI yang dimiliki. Dengan memberikan ASI secara eksklusif dan melanjutkannya hingga anak berusia 2 tahun, anak juga jadi tidak mudah terserang penyakit.
Pelatihan Duta Cegah Stunting
Posyandu memiliki peran vital dalam memerangi stunting anak di Indonesia. Melihat pentingnya peran program pemerintah yang satu ini, penting juga untuk meningkatkan kemampuan tenaga posyandu. Melalui tenaga posyandu ini jugalah, kesadaran ibu hamil dan ibu menyusui jadi lebih terbangun.
Sukanto Tanoto dan Tanoto Foundation selalu berpandangan bahwa pendidikan merupakan bekal utama dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan akan pencegahan stunting, masalah yang hingga kini masih meresahkan bangsa Indonesia bisa diselesaikan.
Pelatihan duta stunting menjadi cara ampuh untuk meningkatkan kemampuan kader posyandu dalam mendistribusikan pengetahuan kepada masyarakat sekaligus mengatasi masalah stunting di tanah air.
Meski demikian, pelatihan seperti ini tentu sulit terwujud tanpa kerja sama dengan beberapa pihak. Untuk itulah, Tanoto Foundation bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Kantor Staf Presiden dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Program Sukanto Tanoto dan Tanoto Foundation ini selaras dengan upaya pemerintah dalam memerangi stunting. Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan target prevalensi balita stunting di bawah 20% bisa terwujud di tahun 2030 nanti.