Beberapa waktu lalu sempat viral chat antara ibu rumah tangga yg mengandalkan penghasilan suami dan ibu rumah tangga yang juga mencari penghasilan sendiri dengan berjualan.
Entah bagaimana awalnya, saya kurang ingat tapi keduanya berujung saling ejek dan bersikukuh mereka yang lebih baik. Sebenarnya sih tidak ada yang lebih baik atau buruk. Istri mengandalkan penghasilan suami bukan masalah karena memang haknya. Dan istri yang mencari penghasilan tambahan juga bukan berarti tidak dicukupi oleh sang suami.
Semua sebenarnya tergantung setiap orang. Ada yang mungkin tidak bisa berdiam diri mengandalkan penghasialn suami karena terbiasa memegang uang sendiri. Dan juga ada yang merasa lebih suka mengelola pengahasilan suami.
Ibu Rumah Tangga Kerap Dianggap Sebelah Mata
Di zaman ini menjadi seorang ibu rumah tangga itu menjadi hal yang dipandang sebelah mata. Dari zaman dulu sih kayaknya, bukan zaman sekarang aja, haha. Saya sendiri pernah dinyinyirin oleh seorang tetangganya mertua. Dengan menyebalkannya orang itu mengatakan hal yang intinya, saya ini tidak kerja apa-apa jadi punya banyak waktu luang. Saya tidak heran kalau orang itu bicara seperti itu, karena dia belum punya anak. Tidak tahu kali ya kalau punya anak itu waktu luang sepertinya cuma saat anak-anak tertidur.
Dan saya juga bukannya tidak kerja apa-apa. Memangnya tiap hari beresin rumah dan ngurus anak itu bukan pekerjaan ya? Atau mungkin definisi kerja bagi orang itu adalah mengahasilkan uang. Ya entahlah. Toh dari hobi ngeblog ini saya juga tetap bisa menghasilkan uang yang cukup untuk bersenang-senang. Tapi saya jarang mengatakan pekerjaan saya ini pada orang-orang karena kebanyakan dari merekaa tidak paham. Males juga jelasin panjang lebar.
Mengandalkan Penghasilan Suami Tidak Ada Salahnya
Menjadi seorang istri yang mengandalkan penghasilan suami itu bukan hal hina kok. Tapi kenapa kerap kali diolok-olok ya? Mungkin karena istri yang mengandalkan penghasilan suami terlihat tidak keren dan manja. Padahal kan nafkah dari suami itu haknya istri. Kenapa orang lain yang sewot? Toh selama sang istri dapat mengelolanya dengan baik, penghasilan suami bisa diputar untuk investasi.
Apalagi terkadang memang oleh suami tidak dizinkan untuk mencari penghasilan tambahan agar sang istri lebih fokus mengurus rumah tangganya. Ya kan memang tiap rumah tangga memiliki aturan yang berbeda-beda.
Punya Penghasilan Sendiri Bukan Artinya Kurang Dinafkahi
Lagi-lagi semua itu tergantung dari pribadi masing-masing. Ada yang memang suka berjualan sehingga mereka tetap melakukan aktivitas tersebut meski sudah menikah. Dan ada juga yang sudah repot mengurus anak dan lebih memilih untuk menerima nafkah dari suami saja. Setiap orang pasti punya pertimbangan sendiri kita tidak berhak menghakimi keputusan orang.
Meski mendapat nafkah dari suami, pasti ya dibenak para ibu-ibu ada keinginan untuk pegang uang sendiri. Bukan karena tidak bersyukur dengan nafkah dari suami. Tapi bisa melakukan hobi terus dapat uang kenapa tidak? Apalagi zaman sekarang ini banyak sekali cara untuk dapat uang dari rumah seperti jual beli di Tokopedia atau jadi seorang bloger seperti saya ini. Jadi bloger juga bisa dapat duit kok, hihi. Karena ada kalanya sebagai seorang perempuan itu sungkan untuk menggunakan penghasilan suami untuk beli barang-barang yang diinginkannya. Seperti saat ingin beli mouse komputer kualitas terbaik eh kok ya enakan beli pakai uang sendiri. Meski harganya tidak seberapa tapi ada kepuasan sendiri ketika bisa membeli barang dengan uang hasil jering payah sendiri.
Jadi stop saling meremehkan satu sama lain. Karena tiap orang punya pertimbangan sendiri saat ia memutuskan sesuatu. Apa yang menurut kamu cocok pada diri kamu belum tentu cocok untuk orang lain.