Hampir semua orang memang punya keinginan menikah, jarang banget sih yang gak kepengen nikah. Saya sendiri memutuskan untuk menikah muda karena memang sudah ada calon yang sudah siap berkomitmen. Meski sama-sama masih muda, kami tahu betul bahwa menikah bukan keputusan sepele dan juga gak mudah. Hal yang membuat jadi lebih mudah dalam pernikahan kami adalah kami memiliki visi misi yang sama. Kami juga punya kesamaan dalam banyak hal. Itulah yang membuat kami agak akur, haha.
Awal-awal menikah, adalah hal yang lumrah ketika kami sering berselisih. Apalagi hanya kenal lewat dunia maya dan gak tahu kebiasaan buruk masing-masing. Awal-awal rasanya aneh tapi seiring berjalannya waktu kami sama-sama menyesuaikan satu sama lain.
Mengalah Ketika Sama-Sama Keras Kepala
Saya dan suami memang sama-sama keras kepala tapi ada kalanya meski keras kepala, salah satu akan melunak. Karena gak mungkin dong kalau keras kepala terus bisa-bisa pecah, haha. Gak selalu istri harus mengalah kok, kadang suami juga mengalah, tergantung mana yang argumennya lebih masuk akal, hihi. Kami memang keras kepala tapi juga tetep harus berfikir jernih ketika ada masalah. Gak bisa memaksakan kehendak yang gak sesuai dengan kondisi.
Melakukan Hal yang Belum Pernah Sebelumnya
Sebagai anak mamih memang saya gak terbiasa mengerjakan ini itu. Jadi saat menikah saya lumayan kaget karena harus mengerjakan pekerjaan rumah. Suami juga yang biasanya ini itu dilayani harus bisa mandiri, seperi bayar tagihan PLN, nganter saya ke pasar, ke dokter dan ngurus beberapa hal. Meski memang awalnya agak kaget lama-lama ternyata terbiasa dan mulai menikmati. Apalagi setelah punya anak ribetnya nambah lagi. Tapi meski ribet rasanya senang lihat anak aktif bergerak dan bikin berantakan. Meski gak dipungkiri kadang kepengen gigi tahu aja kalau bikin berantakan terus.
Jauh Dari Keluarga
Dari kecil hingga besar saya memang gak pernah berpisah dengan keluarga. Saya selalu sekolah di tempat yang gak membuat saya harus pergi lama dari rumah. Baru setelah menikah saya harus berpisah dengan keluarga dengan jarak yang gak tanggung-tanggung. Dan itu bikin saya lumayan homesick awalnya. Belum lagi makanan di Jawa Timur dan Jawa Tengah cukup berbeda. Saya kadang kangen dengan masakan ibu. Belum lagi ketika kepengen curhat ini itu. Alhasil pulsa yang dulunya awet sekarang jadi sering habis karena dipakai telfon keluarga. Beli pulsa murah jadi alternatif biar tetep bisa telfon dan ngirit pengeluaran pulsa, hihi.
Belajar Bersosialisasi
Saya memang tipikal orang yang agak sulit bergaul dengan tetangga. Selama masih lajang, saya sangat jarang berbicara dengan tetangga. Orang tualah yang biasanya menjalin hubungan dengan para tetangga. Kalau saya? Ya numpang senyum-senyum ajalah. Jadi ketika berumah tangga saya cukup kesulitan saat berhadapan dengan tetangga. Canggung yang gak karuan ketika harus basa-basi. Belum lagi di Surabaya saya kurang menguasai bahasa jawa dan madura, kadang kalau ketemu orang yang gak bisa bahasa indonesia saya harus garuk-garuk kepala, hihi.
Dan masih banyak lagi hal-hal dialami selama pernikahan. Tapi yang pasti menikah itu menyenangkan kalau menemukan pasangan yang pas. Kalau kamu hal apa aja yang terjadi selama pernikahan?